Selasa, 21 Juni 2011

metode pembelajaran bahasa arab

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

METODE DIAM ( نظام السكوت )
Metode ini diperkenalkan oleh Dr. Gattegno melalui bukunya yang berjudul  “Teaching Foreign Languages in School: The Silent Way”. Dalam metode diam menyoroti fakta bahwa guru tetap diam (sebanyak mungkin) selama pembelajaran bahasa. Guru tidak ada untuk memberikan pengetahuan atau untuk memberikan jawaban, tetapi guru ada untuk menfasalitasi penemuaan dan kesadaran serta menjadikan siswa belajar mandiri.
Metode ini dianggap cukup menarik dan unik, karena bukan hanya guru yang diminta diam tetapi  ada juga saat-saat tertentu dimana siswa juga diam tidak membaca, tidak menghayal, juga tidak menonton video, tetapi mereka berkonsentrasi pada bahasa asing yang baru saja mereka dengar.
Guru memakai beberapa tongkat/ balok yang terbuat dari kayu. Prinsip yang dipegang adalah adanya respek terhadap kemampuan murid untuk mengerjakan masalah-masalah bahasa serta kemampuan untuk mengingat informasi tanpa adanya verbalisasi dan bantuan minimalpun dari guru. Siswa dibiarkan saja dahulu bersalah dalam berbahasa. Gattegno di dalam buku Celce Murcia (1979:32) berpendapat “ One of the great imperfection of most teaching is the compulsion to require perfection at once”. Maksudnya, salah satu letak ketidaksempurnaan dari kebanyakan pengajaran adalah adanya tuntutan/ paksaan untuk memperoleh kesempurnaan seketika.
Menurut Madsen (1979:35), “The Silent Way” telah pernah dipakai mengajarkan bahasa  Arab, Portugis, Kanton, Mandarin, Cina, Inggris, Parsi, Prancis, Jerman, Hindi, Hungaria, Italia, Jepang, Rusia dan Spanyol.
Menurut Allan Maley (1983:83) menyebut murid dalam silent way sebagai “the learner as an independent striver”, maksudya adalah dalam metode diam ini murid adalah sebagai pejuang mandiri. Stevick (1982:201) menyatakan ada tiga inti dari metode ini, yaitu:
1.  Watch (perhatikan)
2.  Give only what is needed (ajarkan apa yang dibutuhkan saja)
3.  Wait (tunggu).[1]
Begitu pelajaran dimulai, kosentrasi diperkuat karena murid menyadari bahwa apa yang dikatakan guru tidak akan diulangi. Isyarat kadang-kadang diberi dalam bentuk gerak tubuh ataupun bantuan dari murid lain tanpa adanya penjelasan verbal. Guru secara berangsur-angsur berkata seminimal mungkin, sedangkan murid semaksamal mungkin. Tetapi situasi bahasa tetap di bawah pengarahan non verbal guru.
Dalam penggunaan metode ini menumbuhkan tingkat yang sangat tinggi interaksi antara guru dan siswa serta antara siswa sendiri dan meningkatkan partisipasi siswa di kelas. Metode ini adalah metode yang sangat abstrak untuk belajar bahasa, akibatnya, peserta didikharus melibatkan diri dengan kepalsuan pendekatan. Selurih konsep metode dan suasana kelas  tampak terlalu abstrak, sehingga peserta didik mungkin mengalami kesulitan untuk mengambil manfaat darinya.[2]  
DAFTAR PUSTAKA
Chaer,  Abdul. 1994. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. 2003. Bahasa Arab dan Metode Pengajarannya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Izan, ahmad. 2009. Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: humaniora.
http://www.suite101.com/content/teaching-foreign-language-the-silent-way-a99219#ixzz1GJ1XoewZ







[1] Azhar Arsyad, bahasa arab dan pengajarannya, pustaka pelajar, Yogyakarta, hal 29.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar