Selasa, 21 Juni 2011

bilingualisme

BLINGUALISME DAN MULTINGUALISME

A.    Pengertian Bilingualisme dan Multingualisme
Istilah bilingualisme (Inggris: bilingualism) dalam bahasa Indonesia disebut juga kedwibahasaan. Secara harfiah sudah dapat dipahami apa yang dimaksud bilingualisme itu, yakni berkenaan dengan penggunaan dua bahasa atau dua kode bahasa. Dalam perspektif sosiolinguistik, bilingualisme diartikan sebagai penggunaan dua bahasa oleh seorang penutur dalalm pergaulannya dengan orang lain secara bergantian. Untuk dapat menggunakan dua bahasa tentunya seseorang harus menguasai kedua bahasa itu. Pertama adalah bahasa ibu atau bahasa pertamanya (disingkat B1) dan yang kedua adalah bahasa lain yang menjadi bahasa keduanya (disingkat B2).

metode pembelajaran bahasa arab

METODE PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

METODE DIAM ( نظام السكوت )
Metode ini diperkenalkan oleh Dr. Gattegno melalui bukunya yang berjudul  “Teaching Foreign Languages in School: The Silent Way”. Dalam metode diam menyoroti fakta bahwa guru tetap diam (sebanyak mungkin) selama pembelajaran bahasa. Guru tidak ada untuk memberikan pengetahuan atau untuk memberikan jawaban, tetapi guru ada untuk menfasalitasi penemuaan dan kesadaran serta menjadikan siswa belajar mandiri.

metode penelitian

pengembangan kurikulum

ABSTRAK

Tulisan ini mengupas tentang sejumlah persoalan klasik yang hingga kini masih menjadi sederet potret buram merosotnya mutu pendidikan  di Indonesia. Dilatarbelakangi dengan rendahnya mutu pendidikan di Indonesia, dilihat dari segi merosotnya kualitas SDM ( Sumber Daya Manusia ), Mahalnya Biaya Pendidikan di Indonesia, dan terjadinya dikotomisasi pendidikan Umum dan Pendidikan Agama merupakan catatan tumpukan persoalan pendidikan di Indonesia.
Oleh karena itu, penulis menilai bahwa perlu diadakan tinjauan ulang terkait system pendidikan di Indonesia, bersandar kepada tujuan pendidikan yang sesungguhnya bahwasanya pendidikan merupakan proses untuk mengkonstruksi peserta didik menjadi insan kamil, sehingga dalam konteks ini, system pendidikan masa kini di Indonesia belum mampu melakukan pencapaian pada tujuan pendidikan di atas.
Penulis melihat bahwasanya kemajemukkan Indonesia sebagai salah satu  negara muslim terbesar di dunia, menjadikan representasi Indonesia layak menjadikan pendidikan Islam sebagai kiblat dari  system pendidikan di Indonesia dengan meniadakan adanya dikotomisasi pendidikan di Indonesia. Sehingga tujuan untuk membentuk insan kamil atau manusia yang paripurna baik dalam aspek pola piker maupun pola sikap bisa terealisir.

sosiologi

SOSIOLOGI

1.       Definisi Perubahan Sosial
William F. Ogburn : Ruang lingkup perubahan-perubahan social meliputi unsur-unsur kebudayaan baik material maupun immaterial terhadap unsure-unsur material.
Gillin : perubahan social sebagai suatu variasi dari cara-cara hidup yang telah diterima, baik karena perubahan kondisi geografis, kebudayaan material, komposisi penduduk, ideologi maupun karena adanya difusi ataupun penemuan-penemuan baru dalam masyarakat.
Selo Soemardjan : segala perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat yang mempengaruhi system sosialnya, termasuk didalamnya nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok dalam masyarakat.

TEKNIK DAN SARANA

TEKNIK DAN SARANA
PEMBELAJARAN

Setiap pemikiran memilki metode yang menyangkut pelakasanaanya. Lain lagi dengan teknik atau cara, yang berupa tatacara tertentu untuk melaksanakan suatu aktivitas, dan tatacara tersebut bersifat tidak tetap. Dalam konteks pendidikan yang dimaksud dengan cara adalah seluruh aktivitas terarah yang digunakan pengajar dengan maksud membantu para siswa untuk meraih apa yang diinginkan, yaitu diterimanya pemikiran, pemahaman dan berbagai pengetahuan secara efisien dan efektif.[1] Ada berbagai cara yang bisa dipilih oleh seorang pengajar yang mana sesuai dengan kondisi belajar- mengajar. Dan hendaknya diperhatikan pula tingkat kemampuan para siswa, dengan memilih teknik yang terbaik untuk mencapai sasaran seperti teknik berdialog, berdiskusi, bercerita, menirukan sesuatu, memecahkan masalah melalui percobaan dan praktek- praktek yang dilakukan secara langsung.
Metode pengajaran yang merupakan proses penyampain pemikiran dari pengajar kepada anak  didik, dahulunya hanya menggunakan pena, kertas, pengungkapan secara lisan, menirukan sesuatu dan tulisan. Sedangkan pada masa sekarang sarana dan cara tetap digunakan meskipun berbeda dengan dulu, seperti melalaui cetakan, animasi, audio- tape, eksperimen di laboraturium dan lain sebagainya.
Penggunaan teknik pengajaran yang tepat adalah untuk mengintensifkan metode rasional pada siswa, karena metode tersebut merupakan landasan bagi proses berfikir yang cemerlang dan kebangkitan yang berdasarkan Islam. Dengan metode rasional ini pula akan terbentuk pada diri seorang siswa pemikiran yang menyeluruh dan benar tentang alam semesta, kehidupan, manusia, baik dengan apa hubungannya sebelum maupun sesudah kehidupan serta dengan apa yang ada sebelum maupun setelah kehidupan. Dengan metode ini akan mengantarkan pada akidah Islam merupakan azaz dari segala aspek.
Adapun metode Ilmiah, metode ini hasil dari perwujudan revolusi industri  yang dihasilakan dari penelitian ilmiah. Hal inilah mereka sebut dengan ”metode Ilmiah”. Dari hasil pengamatan dapat dijelaskan bahwa metode tersebut hanya benar dan dapat diterapkan pada ilmu- ilmu terapkan saja. Tidak salah jika cara tersebut dinamakan metode, karena merupakan prosedur tertentu yang bersifat baku dalam penelitian. Akan tetapi, salah jika metode tersebut dijadikan sebagai dasar berfikir menggantikan metode rasional, seperti tentang keberadaan Allah swt dan kenabian Rasulullah Muhammad Saw.
Metode ilmiah hanya benar jika digunakan khusus untuk materi yang bisa diindra dan layak digunakan dalam eksperimen, dimaksudkan untuk mengetahui hakekat dan khasiat materi tersebut melelui eksperimen. Metode rasional yang terdidri dari empat unsur, merupakan landasan dalam proses berfikir, karena selain digunakan dalam penelitian materi- materi yang dapat diindra seperti akidah, hukum, sejarah, termasuk dalam pembahasan ilmu kallam seperti sastra dan sebagainya. Jika hasil penelitian dari hasil penenlitian melalui metode rasional bertentangan dengan hasil penelitian melalui metode ilmiah mengenal keberdaan sesuatu, maka yang akan diambil adalah hasil peneliatian melalui metode rasional, karena hukum atas keberadaan sesuatu bersifat pasti.
Penggunaan metode ilmiah hanya layak digunakan pada ilmu- ilmu terapan saja, seperti kimia dan fisika untuk dapat samapai pada hakekat dan sifat- sifat meteri dari alam semesta yang Allah sediakan bagi umat manusia dengan memanfaatkanya dan mengetahui karakter khusus dari benda tersebut, dibawah apa yang telah ada diatur dalam Islam.
Dibawah ini adapun konsep- konsep yang perlu diperhatikan dalam pembuatan atau penyususnan kurikulum dan para pengajar:[2]
  1. Sarana dan cara bersifat tidak tetap, karena itu para pengajar hendaknya kreatif dalam menciptakan sarana dan cara yang efektive agar para siswa memahami pemikiran- pemikiran yang telah ditetapkan. Hendaknya memperhatikan  kondisi para siswa dan perbedaan individual diantara mereka.
  2. Alat indera (Pendengaran, penglihatan, perebaan, penciuman dan rasa) merupakan unsur utama dari unsur- unsur proses berfikir, dengan alat indera tersebut fakta yang dicerap akan ditransfer ke otak. Bagi para pengajar hendaknya mendorong para siswa untuk sedapat mungkin menggunakan sebagian besar alat indera mereka dalam mencerap fakta yang menjadi objek belajar (berpikir). Apabila fakta tesebut ada pada saat itu, maka para siswa telah merasakannya saat belajar. Namun, jika faktanya tidak ada pada saat itu, hendaknya fakta tersebut digamabarkan kedalam benak para siswa dengan cara dan sarana yag tersedia, sehinngatergambar didalam benak mereka seakan- akan mereka merasakannya, karena penginderaan atas fakta merupakan unsur penting dalam proses berfikir. Apabila alat indera yang digunakan lebih banyak dalam mencerap suatu fakta, dan lebih mendalam penginderaannya, maka kesimpulan atas fakta tersebut dan atas karakteristiknya jauh lebih akurat.
  3. Memperhatikan penggunaan bahasa kepada para siswa baik dalam penulisan kurikulum maupun dalam menyampaikan pemikiran.
  4. Memperhatikan karakteristik pemahaman manusia, karena itu penjelasan dimulai dari bentuk global terlebih dahulu sebelum menjelaskan detailnya, terutama bagi para siswa yang berumur  enam sampai sepuluh tahun. Selain itu harus diperhatikan beberapa hal:[3]
·         Hendaknya para siswa mempelajari kata- kata yang menunjukkan pada suatu makna terlebih dulu sebelum mereka mempelajari huruf- hurufnya. Setelah memahami kata yang menunjukkan suatu fakta tertentu, barulah dimulai menganalisa kata yang merupakan penjelasan dari huruf- huruf  dan suku kata yang menyusun kata tersebut. Dilanjutkan dengan penyusunan kata, yaitu dengan penyusunan kata- kata baru dari huruf- huruf yang diketahuinya. Dengan demikian dua metode belajar bahasa telah digabungkan yaitu: metode penyususnan huruf dan metode penyusunan kalimat.
·         Hendaknya para siswa mempelajari sifat- sifat lahiriah dari suatu benda terlebih dahulu sebelum mempelajari kandungan dan karakteristik detailnya.
·         Hendakanya para siswa mempelajari riwayat seseorang secara global terlebih dulu sebelum mempelajari detail kehidupan dan aktivitas dari orang tersebut.
·         Hendaknya para siswa mempelajari makna umum dan pemikiran mendasar pada suatu teks terlebih dulu sebelum mempelajari bagian- bagian dan cabang- cabangnya.




[1] Abu Yasin, Strategi Pendidikan Negara Khilafah, Bogor: Pustaka Thariqul Izzah,hal 20
[2] Ibid, hal.
[3] Ibid, hal. 25
TEORI LINGUISTIK FERDINAND DE SAUSSURE
Ferdinand De Saussure (1858-1913) adalah seorang linguis Swiss yang sering disebut dengan Bapak atau Pelopor Linguistik Modern. Bukunya yang terkenal Course de Linguistique generale (1916) diterbitkan oleh murid-muridnya, Bally dan Schehaye, berdasarkan catatan kuliah, setelah beliau meninggal.
De Saussure disebut sebagai “Bapak Linguistk Modern” karena pandangan-pandangannya yang baru mengenai studi bahasa yang dimuat dalam bukunya itu. Pandangan-pandangannya itu antara lain:
·         Telaah sinkronik dan diakronik dalam studi bahasa.
·         Perbedaan langue dan parole.
·         Perbedaan signifiant dan signifie, sebagai pembentuk signe’ linguistique.
·         Hubungan sintakmatik dan hubungan asosiatif atau paradigmatik.[1]
De Saussure membedakan antara parole, langue, dan langage. Ketiganya dapat dipadankan dengan kata “bahasa” dalam bahasa Indonesia, tetapi dengan pengertian yang sangat berbeda. Parole adalah bahasa yang konkret yang keluar dari mulut pembicara. Jadi, sifatnya yang konkret itu maka parole itu bisa didengar. Sedangkan langue adalah bahasa tertentu sebagai satu sistem tertentu seperti bahasa Inggris atau bahasa Jawa (Simanjuntak (1987) menggunakan istilah bahasa). Jadi, sifatnya yang abstrak; hanya ada dalam otak penutur bahasa yang bersangkutan. Sedangkan langage adalah bahasa pada umumnya sebagai alat interaksi manusia seperti tampak dalam kalimat “ manusia punya bahasa, binatang tidak”. Jadi, langage ini juga bersifat abstrak.
Menurut De Saussure linguistik murni mengkaji langue, bukan parole maupun langage. Adapun alasan De Saussure mengkaji langue adalah sebagai berikut:

طرق تدريس اللغة العربية في المرحلة الابتدائية

طرق تدريس اللغة العربية في المرحلة الابتدائية
أهمية اللغة العربية:-
1.  ليست اللغة العربية مجرد وسيلة تعبير وتفاهم فحسب بل أن لها مكانا ومكانة في قلب كل عربي وكل مسلم لارتباطها بالقرآن الكريم ، والدين الإسلامي وهي وعاء الثقافة العربية.
2.    اللغة أداة تلقي المعرفة ،وأداة التفكير رمز وتجسيده أنها الفكر نفسه في حالة العمل فليس ثمة مجرد تغيير رموز لغوية.
3.  اللغة تمثل ذاكرة الأمة ومستودع تراثها وقيمتها ،فهي أداة التواصل بين الماضي والحاضر،وتمثل الذاكرة الحضارية وقوام الشخصية.
4.    اللغة أساسية في حركة المجتمع ونموه.
5.    اللغة العربية هي أبرز مظاهر الثقافة العربية وأكثرها تعبيرا وأثرا يصفها وعاء الوجدان القومي ،فلا ثقافة دون لغة
6.    اللغة هي الإطار العلمي الوحيد الذي يحدد خصائص أمة من الأمم ،متبادل عليها مميزا لها عما مداها .
7.    اللغة عامل تقوية لانتماء الأرض وترسيخ الولاء للوطن .
8.  اللغة أداة للتواصل الإنساني مع غيره والتفاهم وتبادل الأفكار وللآراء والمشاعر وأدائه لفهمهم ، وتعرف أذواقهم وسبيل التواصل والتفاهم والتكامل مع الآخرين.

Resume UU ITE

1.      UU Pornografi : ketentuan pidana : pasal 36 “ setiap orang yang mempertontonkan diri atau orang lain dalam pertunjukan atau di muka umum yang menggambarkan ketelanjangan,  eksploitasi seksual, persenggamaan, atau yang bermuatan pornografi lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal 10 (setiap orang dilarang mempertontonkan diri atau orang lain dalam pertunjukan atau dimuka umum yang menggambarkan ketelanjangan, eksploitasi seksual, persenggamaan, atau yang bermuatan pornografi lainnya) dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan /atau pidana denda paling banyak  Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah)

Senin, 09 Mei 2011

PSIKOLINGUISTIK

Definisi Bahasa
Bahasa merupakan sarana komunikasi utama yang digunakan oleh manusia. Bahasa adalah simbolisasi dari sesuatu ide atau suatu pemikiran yang ingin dikomunikasikan oleh pengirim pesan dan diterima oleh penerima pesan melalui kode-kode tertentu baik secara verbal maupun nonverbal. Bahasa digunakan anak dalam berkomunikasi dan beradaptasi dengan lingkungannya yang dilakukan untuk bertukar gagasan, pikiran dan emosi. Bahasa bisa diekspresikan melalui bicara yang mengacu pada simbol verbal. Perkembangan kemampuan lingusitik terjadi di dalam konteks umum perkembangan konseptual dan intelektual anak- anak. Memahami proses pemerolehan bahasa akan memberikan pandangan yang jelas tentang perkembangan kognitif anak secara menyeluruh Setiap anak normal pasti memperoleh suatu bahasa yaitu ³bahasa pertama´ atau ³bahasa asli´ ataupun ³bahasa ibu´ dalam tahun pertama kehidupannya. Anak dilahirkan dengan potensi mampu memperoleh bahasa apa saja termasuk Bahasa Indonesia. Menurut Chomsky kemampuan itu membawa seorang anak mampu menguasai kalimat-kalimat secara bertahap dari yang sederhana sampai pada bentuk yang kompleks. Anak yang terlahir ke dunia telah memiliki kapasitas berbahasa. Selain itu faktor lingkungan juga ikut membantu proses perkembangan bahasa pada anak. Anak akan belajar makna kata dan bahasa sesuai dengan apa yang mereka dengar, lihat dan hayati dalam kehidupan sehari-hari.
Bahasa (language) mencakup setiap sarana komunikasi dengan menyimbolkan pikiran dan perasaan untuk menyampaikan makna kepada orang lain, termasuk di dalamnya perbedaan bentuk komunikasi yang luas, seperti : tulisan, bicara, bahasa simbol, ekspresi muka, isyarat, pantomime dan seni. Kartono (1990) menambahkan bahwa bahasa dapat menjadi :
1. Alat untuk mengngkapkan pikiran dan maksud tertentu.
2. Untuk alat berkomunikasi dengan orang lain.
3. Dipakai untuk membuka lapangan rohaniah yang lebih tinggi tarafnya.
4. Bahasa juga dipakai untuk mengembangkan fungsi-fungsi tanggapan, perasaan, fantasi, intelek, dan kemauan.

Minggu, 08 Mei 2011

GLENN DOMAN


How to Teach Your Baby to Read
( Bagaimana Mengajari Bayi Anda Membaca ??? )
Oleh : fajriyah M.

Tentang penulis,
Glenn Doman mulai mempelopori bidang study perkembangan anak sejak tahun 1940, setelah beliau menerima gelar dibidang terapi fisik dari “ University of Pennsylvania “ pada tahun 1955, dia mendirikan “ The Institutes for The Achievement of Human Potential “ di Philadelphia. Kemudian mulai merintis bidang pengembangan otak anak. Dia telah meyakinkan jutaan keluarga melalui buku-bukunya tentang belajar pada usia dini dan telah membantu ribuan anak cedera otak meningkatkan potensinya. Kepahlawanan dia selama perang dunia dua sangat dikenal dan pemerintah Brasil menganugerahi dia gelar bangsawan atas jasa-jasanya bagi anak diseluruh dunia.
Glenn Doman adalah penulis di Internasional yang paling laku dari serial “ Gentle Revolution “, yang terdiri dari How to Teach Your Baby to Read, How to Teach Your Baby to Match, How to Multiply Your Baby Intelligence, How to Give Your Baby Encyclopedic Knowledge, dan How to Teach Your Baby to be Physically Superb. Dia juga penulis What to Do about Your Brain – Injured Child, sebuah paduan bagi orang-orang yang memiliki cedera otak.

PSIKOLINGUISTIK


ASPEK-ASPEK YANG MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BAHASA

Seseorang pada umumnya tidak merasakan bahwa menggunakan bahasa merupakan suatu katerampilan yang luar biasa rumitnya. Pemakaian bahasa terasa lumrah karena memang tanpa diajari oleh siapapun. Seorang bayi akan tumbuh bersamaan dengan pertumbuhan bahasanya setelah dia dewasa. Kita memakai bahsa kita seolah-olah tanpa berfikir. Begitu kita ingin mengungkapkan sesuatu, pada saat itu pula kita mengeluarkan bunyi-bunyi yang disebut bahasa. Akan tetapi, kalau kita renungkan secara mendalam, maka kita akan merasakan bahwa pemakaian bahasa merupakan cerminan dari kemampuan yang hanya manusialah yang dapat melakukannya.